Menuju Kawah Ijen

Perjalanan dimulai dari kota pahlawan Surabaya. Akses menuju banyuwangi terbilang mudah dari sini bahkan ke daerah mana pun selama masih di pulau jawa akan sangat mudah karena pilihannya ada banyak, kita bisa menggunakan bus atau kereta. Petualangan kali ini saya lakukan sendiri jadi kesannya terbilang cukup berani padahal sebenarnya biasa saja, orang luar negeri saja mainnya ke tempat-tempat bagus di Indonesia bahkan mereka ada yang sendiri. Kita yang notabene warga Indonesia sendiri masa tidak berani, ini khusus untuk kaum adam yah beda lagi dengan kaum hawa haha. Kawah Ijen memang surga kecil yang ada di timur pulau jawa, pemandangannya yang begitu sangat mengagumkan serta paling terkenal yaitu blue firenya dimana hanya ada 2 di dunia. Di Surabaya saya berencana menggunakan kereta menuju Banyuwangi tapi apalah daya alam berbicara lain, daerah Porong di Sidoarjo mengalami banjir sehingga merendam rel kereta dan alhasil kereta dengan jalur tersebut tidak ada yang beroperasi tapi jangan sedih karena kalian bisa menggunakan jasa bus untuk sampai ke sana. Biaya menggunakan jasa kereta api itu ada yang Rp. 56.000 berangkatnya jam 4:10 dari stasiun wonokromo menggunakan kereta probowangi sedangkan kereta sritanjung itu berangkat pukul 14:10 biayanya Rp. 94.000. Berhubung saya sudah memesan tiket kereta sritanjung namun keretanya tidak bisa berangkat maka kami dialihkan menggunakan bus menuju Banyuwangi, dalam perjalanan saya banyak daerah seperti Sidoarjo, Pasuruan, Probolinggo, Lumajang, Jember dan Banyuwangi. Sampai di Banyuwangi itu pukul 01:12 WIB dan hal keren malam itu supirnya tidak tahu arah Stasiun Karangasem yang seharusnya menjadi tempat saya turun kemudian mencari homestay murah depan stasiun, harganya sekitar Rp. 5.000 dengan fasilitas ruangan dan karpet saja. Saya penumpang terakhir dari bus itu karena penumpang yang lain memang orang Banyuwangi dan mereka sudah turun di daerah dekat rumahnya, "mas turun dimana?" Tanya kernetnya, "saya didepan stasiun karangasem mas" jawabku. Supirnya menjawab "yang daerah ketapang itu yah mas, saya lewat sana pulang ke Surabaya" karena melihat google maps jalurnya benar makanya saya bilang "oh iyya mas" dan ternyata ketika beberapa menit setelah berbincang saya membuka google maps daerah stasiun karangasem sudah lewat kemudian saya minta berhenti dan balik arah tapi supirnya bilang "sudah lewat yah mas, naik ojek aja dari sini kalau ikut sampai ke ketapang kejauhan". Dalam hati "yang mau ikut siapa mas sampai ke ketapang mending saya nyebrang ke Bali" karena supirnya tidak mungkin putar balik, saya melihat ada mesjid makanya saya memutuskan untuk turun di situ sekalian shalat dan istirahat. Bus yang saya tumpangi ini merupakan pengganti kereta yang tidak jadi berangkat makanya kami dialihkan serta semua sudah ditanggung sama pihak kereta. Saya lupa nama mesjidnya tapi itu letaknya di jalan lintas banyuwangi, ketika saya membuka pintu pagar sempat kaget karena jam 2 malam ada orang yang berdzikir di teras mesjid. Sepatu saya buka kemudian pergi berwudhu lalu shalat magrib dan isya di bagian teras lain, setelah shalat saya kembali mengecek orang tersebut kali aja sudah ngga ada tapi ternyata bapak itu masih ada, tas langsung saya angkat kemudian duduk di sampingnya dan mengucapkan salam. Bapak itu kaget karena ada orang di sampingnya, ternyata sejak saya masuk mesjid dia tidak sadar mungkin saking khusyuknya. Seperti biasa ketika kita berjumpa seseorang diwaktu yang tidak lazim pasti akan timbul pertanyaan "orang mana dek?" Kemudian saya menjawab "orang Sulawesi pak" lalu saya menjelaskan kenapa saya bisa sampai di sini. "Saya mau numpang isirahat di sini pak, boleh tidak?" Kataku, bapaknya menjawab "yah boleh lah tapi di sini itu jalan raya dek, nginap di musholla aja kebetulan saya mau ke sana". Kami pun berjalan menuju musholla dan sepanjang perjalanan kami bercerita dan pertanyaan paling pertama saya lontarkan itu "pak sudah biasa dzikir di mesjid sampai subuh?", bapaknya menjawab "sudah biasa saya mas karena susah tidur makanya mending ke mesjid". Jarak musholla tidak terlalu jauh sekitar 400 meter, sampai di musholla bapaknya bilang " kalau disini aman soalnya bukan jalur trans dan agak tertutup, kamu beranikan sendiri?" Ketika ditanya kalimat seperti itu yah pasti berani lah pak. Kemudian bapak itu bertanya lagi sama saya “kamu sudah makan dek?” Lalu ku jawab sudah pak tadi siang sambil tersenyum kemudian bapak itu bilang “istirahat lah kalau begitu dek”. Setelah beberapa menit bapak pergi, beliau kembali lagi membawa kantongan yang ternyata berisi roti dan air mineral. “Dek ini makan dulu” kata bapak itu kepadaku sambil duduk di depanku, lalu ku ambil roti dan air mineralnya. Mungkin bapak itu masih penasaran denganku kemudian beliau meminta untuk melihat KTPku, ku perlihatkan saja KTPku dan ternyata beliau adalah ketua RT setempat. Dalam hati berkata “aku berjumpa orang yang benar, alhamdulillah”. Kami berbincang banyak hal tentang sulawesi dan banyuwangi hingga waktu sudah menunjukan pukul 4:30 WIB, kemudian beliau pamit untuk kembali ke mesjid yang tadi untuk mempersiapkan shalat subuh. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Deep Drawing

K3 UMUM

Kata Bijak Para Filsuf