Positif Thinking (Part 1)
Sebuah petualangan besar, berjudi dengan masa depan karena berharap menjadi orang yang besar. Sebelum merengkuh gelar sarjana, seleksi penerimaan karyawan di perusahaan yang berlogo petir dibuka dan sudah pasti saya ikut karena waktu itu persyaratannya untuk mahasiswa tingkat akhir boleh mengikuti seleksinya. Dibenakku saat itu saya masih berstatus mahasiswa belum fokus untuk mencari kerja, mungkin bisa dibilang saya masih main-main mengikuti seleksi ini. Seleksi tahap pertama dimulai yaitu intelegensi, karena kebanyakan mengenai logika dan kecepatan berpikir mungkin itu yang membuatku lolos serta soalnya memang tidak begitu sulit. Tahap kedua pun dimulai keesokan harinya yaitu bahasa inggris dan akademik, pada tahap ini saya mulai pasrah dan menyerahkan hasilnya kepada Sang Pencipta langit dan bumi karena soal-soalnya berbau energi sedangkan saya manufaktur tapi masih ada beberapa soal yang bisa saya jawab. Untuk soal bahasa inggris mungkin karena sedikit mengerti pertanyaannya sehingga bisa dijawab walaupun untuk hasilnya tidak yakin benar hahaha. Dikarenakan pengumuman hasil seleksi langsung keluar di malam harinya sehingga membuat jantung memompa lebih cepat dari biasanya karena ingin melihat nama kita muncul saat pengumuman, alhasil ternyata namaku kembali muncul untuk mengikuti seleksi tahap selanjutnya yaitu psikotest. Mungkin karena pengalaman mengikuti psikotest sudah ada sehingga tidak menjadi hambatan untuk melanjutkan ke seleksi tes kesehatan fisik, pada seleksi ini 3 orang perwakilan dari kelas kami yang berhasil masuk mengikuti tes kesehatan fisik namun ketik hasilnya leluar ternyata sisa 2 orang yang melanjutkan ke tahap berikutnya yaitu tes kesehatan lab. Pada seleksi ini ada beberapa persyaratan yang harus diikuti sebelum mengikuti tesnya namun sekali lagi karena saya kurang serius sehingga mengabaikan aturan tersebut sehingga tidak lulus hahaha dan mungkin memang bukan rejekiku di sini. Kecewa ada namun yah sudahlah, toh saya juga yang salah. Alhamdulillah teman sekelas ada yang lulus dan menjadi pegawai PLN. Wisuda pun telah selesai dan saya resmi menjadi pengangguran tapi sambil mencari kerja saya menjadi asisten dosen di Politeknik ATI Makassar, mencari kesibukan dari pada hanya menunggu loker dan hasil pengumuman dari berbagai perushaan yang ada di seluruh Indonesia. Bekerja yang sesungguhnya akhirnya ku rasakan disalah satu perusahaan food and beverage yang sangat terkenal di Indonesia, ya MAYORA. Seleksi di tempat ini tergolong sulit karena berasaing dari berbagai perguruan tinggi di SulSel dan lintas angkatan, yang diterima juga cuma satu orang hahaha. Hal yang paling ku ingat kenapa sampai saya yang lulus itu karena punya pengalaman organisasi sebagai seorang ketua, dan saingan yang lain juga berorganisasi namun tidak menjabat saat berlembaga. Di sini saya ditempa, kerja 3 shift dab memiliki rekan kerja kurang lebih 28 orang karena di sini saya menjadi unit head produksi Teh Pucuk Harum. Kalau kalian pernah meminum Teh Pucuk Harum dengan kode BM pada tutup botolnya berarti itu produksi Mayora yang berlokasi di Gowa. Di tempat ini rasa kekeluargaan sangat kental terutama rekan setim, mereka semua baik dan saling berbagi ilmu terutama kepada saya yang notabene seorang karyawan baru. Enam bulan saya di sini, berbagai suka duka telah dilalui dan waktunya berpetualang ke tempat lain. Sebelum resign saya sudah diterima di salah satu perusahaan smelter ferro nickel yang baru beroperasi di tahun 2017, setelah dinyatakan lulus lalu saya mengajukan resign. Semua rasa bercampur aduk, kita akan meninggalkan keluarga yang selama 6 bulan lebih lama bersama mereka dibandingkan keluarga di rumah. Hidup harus terus berlanjut, dimana ada pertemuan pasti muaranya perpisahan. Tiba waktunya untuk berangkat ke tempat yang baru, mimpi yang baru mungkin lebih besar. Saat pertama kali menginjakan kaki di kota Ternate, kami disambut oleh abu vulkanik dari gunung gamalama. Sesaat mendarat ternyata gunung api yang aktif ini baru saja erupsi dan pesawat kami penerbangan terakhir hari itu sampai dibuka kembali sepekan kemudian. Salah seorang teman berkata “turun salju di ternate” dan cepat saja petugas yang menjemput kami mengarahkan untuk segera naik ke mobil jemputan sambil berkata “cepat sudah, gunung gamalama ada erupsi ni kong”. Segera mungkin kami menaikkan barang dan bergegas meninggalkan bandara menuju mess perwakilan yang ada di kota Ternate. Selang beberapa menit, handphone kami semua berbunyi seakan-akan sudah janjian untuk berbunyi yang tidak lain orang-orang terdekat serta kerabat yang menanyakan kabar karena mendapat kabar dari berita yang ada di televisi tentang status gunung Gamalama yang erupsi. Pukul 21:00 WITA kami semua sudah di pelabuhan Bastion untuk menyebrang menuju pulau Obi menggunakan Kapal Perintis yang ukurannya tidak terlalu kecil dan juga tidak terlalu besar, kalau diterjang ombak kita seperti diayun hahaa. Ini pertama kalinya saya menggunakan alat transportasi laut dengan jarak tempuh yang sangat jauh, berangkat jam 22:00 WITA dari Ternate sampai di site Kawasi itu sekitar pulul 17:00 WITA.
Komentar
Posting Komentar