Dingin yang hangat



Ayah atau mungkin biasa kalian sebut bapak, tetta, abi, atau sebagainya yang intinya dialah salah satu manusia yang patut kita hargai di dunia ini. Dingin, tidak pandai berkata-kata, bukan teman curhat yang baik, bahkan semua yang membuatmu tidak nyaman ketika berbicara tentang hal yang pribadi kepadanya mungkin itu hal yang lumrah sebab beliau sibuk mencarikan kalian nafkah. Tapi jangan salah tidak semua ayah di dunia ini tidak bisa kalian ajak untuk sejenak menikmati secangkir kopi dengan perbincangan-perbincangan tentang masalah pribadimu ataupun mungkin tentang masalah yang terjadi di negerimu.
Sosoknya selalu tegar, kuat, seakan mampu menghadapi semua masalahnya sendiri padahal sebenarnya ada sosok istri atau yang biasa memanggilnya dengan sebutan mama yang membantunya tetap berdiri kokoh menghadapi dinamika kehidupan. Bersyukurlah kalian yang masih bisa merasakan kehadirannya ditengah-tengah kehangatan rumah, melihat setiap perubahanmu dari yang dulunya kencingpun butuh bantuan orang lain sampai bisa sendiri, buang air besar yang setelah selesai selalu mengucapkan kode seperti “sudahmi” atau apapun itu yang membutuhkan bantuan orang lain dan satu hal yang pasti karena orang itu jika bukan ibumu pasti ayahmu atau mungkin kakakmu.
Orang yang akan memarahimu ketika membuat orang lain menangis, yang akan mengangkatmu ke tempat tidur ketika kau terlelap di lantai yang dingin, menggendongmu berjalan dikerumunan orang-orang yang bisa saja menginjakmu dan ketika kamu dewasa, dialah orang yang tidak banyak menentang keinginanmu. Baginya dirimu itu tetap anak kecilnya yang lucu, anugerah terindah yang diberikan Tuhan sepanjang hidupnya. Tanpa disadari kehangatan yang beliau berikan masih saja seperti dulu hanya saja bentuknya yang tidak lagi sama, tak lagi mampu mengangkatmu dari dinginnya lantai rumah, menggendongmu dikerumunan orang banyak karena beliau tahu bukan hal seperti itu lagi kita butuhkan melainkan kedua kaki yang kokoh, tangan yang kuat, otak yang mampu berpikir secara sehat karena tak selamanya dia bisa berada disampingmu untuk menjagamu lagi.
Tidakkah kalian menjadi anak yang beruntung bisa melihat sosoknya setiap hari meskipun itu hanya malam hari atau pagi hari dibandingkan mereka yang harus ditinggalakan sosok seorang ayah karena harus pergi untuk mengais rejeki dimana kalian hanya bisa melihatnya dalam beberapa bulan sekali,  tidak ada yang perlu disesali karena bukan hanya kita yang memiliki perasaan untuk bahagia terkadang bahagiamu sebagai anak dengan bisa melihat kedua orang tua setiap hari itu sudah lebih dari cukup dan seperti itu juga yang seorang ayah rasakan tapi dengan bisa melihatmu merasakan dunia pendidikan, menggunakan pakaian yang layak, hidup cukup bisa menambah rasa bahagianya menjadi rasa syukur. Tuhan mencipatakan dua telinga agar kita tidak hanya mendengar dari satu sisi saja, dan menciptakan dua otak agar kita tidak hanya memikirkan diri sendiri tapi juga orang lain.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Deep Drawing

K3 UMUM

Kata Bijak Para Filsuf