Cerita 3
Hari ini hampir setiap detik
ketika tidak beraktifitas pasti menghayalkan seperti apa diri ini kedepannya,
melihat sulitnya wisudawan terserap ke dunia kerja secara langsung setelah
lulus. Terlepas dari itu seringnya orang tua menanyakan pertanyaan seperti ini
“bagus ji nilaimu nak?” dan seperti ini “wisuda ji tahun ini?” di situ pasti
kalian merasa sedih ketika melihat rapor dan banyaknya nilai D dan E yang
meramaikannya. Pada hakikatnya semua orang ingin membahagiakan orang tua dan
orang – orang yang ada di sekelilingnya namun terkadang membutuhkan waktu lebih
agar itu tercapai meskipun terkadang mereka yang beruntung tidak memerlukan
waktu yang lama untuk merealisasikan itu semua.
Janganlah berkecil hati atau
menganggap diri ini tidak berguna, ini hanya masalah waktu ketika kemauan itu
terus diimbangi dengan kemampuan yang terus ditempa hingga menjadi manusia yang
berguna minimal bagi diri sendiri dan keluarga. Menghabiskan waktu kurang lebih
emat tahun di perguruan tinggi pasti sudah menambah pengetahuan tentang
disiplin ilmu yang anda pilih dan pengalaman hidup yang terus bertambah hingga
mengubah pola pikir kita dari yang dulu mungkin hanya siswa kini menjadi
mahaiswa.
Pertanyaannya apakah anda biasa
berpikir ingin menjadi apa setelah ini? Atau mungkin ingin seperti apa setelah
ini? Kalau tidak, mulai dari sekarang cobalah pertanyakan itu pada dirimu agar
dalam hidup anda memiliki motivasi untuk mencapai jawaban dari pertanyaan
tersebut. Ini perlu karena setelah ini anda akan dihadapkan kembali tujuan
hidup yang sebelumnya tidak pernah terpikirkan sebelumnya yaitu kerja atau
melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi karena untuk memilih hal
tersebut anda harus bertarung dengan diri anda sendiri jika memang belum
memiliki planning ingin seperti apa nanti.
Perencanaan yang matang seperti
apapun itu bisa berubah karena banyak variabel – variabel pengganggu dalam
perjalanan hidup kita apa lagi tanpa perencanaan apapun, sudah pasti anda akan
seperti kapal yang sedang dihantam ombak dan tak tau akan dibawa kemana. “bermimpilah setinggi langit karena ketika terjatuh kita
masih bisa tersangkut di awan – awan”.
Kembali membahas mimpi dan
realisasinya, terkadang kita lebih banyak memikirkan seberapa berat mencapainya
dari pada bagaimana mencapainya karena kita sudah terhegemoni oleh suara –
suara sumbang atau mungkin dari media tentang seperti apa Indonesia beberapa
tahun kedepan. Memang persaingan yang akan dihadapi semakin berat namun itu
sudah menjadi hal pasti dan tak bisa ditawar lagi, sekarang yang harus lebih
banyak kita lakukan yaitu mencari solusi bukan hanya menemukan masalah karena
itu hanya omong kosong dan akan lebih tidak masuk akal lagi ketika sudah
mendapatkan solusi tapi hanya menjadi penghias pikiran atau mungkin tulisan
tanpa ada realisasi dari solusi tersebut.
Sudah saatnya kita harus terbiasa
hidup dalam keadaan yang mendapat tekanan karena dengan seperti itu kita bisa
mengukur sampai mana batas kemampuan berpikir dan bertindak dalam tekanan
karena setelah ini pikiran kita akan semakin bercabang dengan permasalahan yang
akan semakin kompleks kita hadapi. Jangan menunggu tua untuk belajar jika
kesempatan itu datang di masa muda, karena penyesalan tak pernah menghampirimu
di awal pasti akan menjumpai di akhir.
Komentar
Posting Komentar