Bunga


BUNGA (NAMA SAMARAN)

Kisah anak manusia yang diberikan kelebihan oleh Tuhan namun dirinya tak menyadari itu, panggil saja dia bunga karena memang dirinya seindah dan sewangi bunga ingin dipetik oleh pria-pria itu. Ketika cintanya diuji oleh rasa bosan yang teramat karena lamanya menjalin sebuah hubungan dengan harapan lebih mengenal dan bisa berakhir di pelaminan sampai akhir hayat, rasa ingin mencoba mengusir kebosanan itu bunga coba dengan menjalin hubungan dengan orang lain. Berawal dari sekedar mencari suasana baru hingga menimbulkan konflik baru dalam diri wanita ini, rasa yang dulunya hanya berteman biasa berubah menjadi benih-benih cinta dan paling merasakan hal itu adalah pria yang bersamanya. Ekspektasi yang tinggi dari pria ini berharap dapat menjadi pendamping bunga yang notabene sudah memiliki kekasih, rasa itu pun berkecamuk di dalam hati dan pikiran bunga karena dirinya merasa nyaman ketika berada di samping kedua pria ini. Pria yang memiliki karakter berbeda membuat bunga merasa ingin menyatukan karakter itu dalam satu pria namun sepertinya itu hanya sebuah harapan layaknya mencari aspal di mana ujungnya. Seiring berjalannya waktu hubungan bunga dengan pria yang baru dikenalnya ini semakin dalam bahkan sempat terlintas di dalam benaknya untuk meninggalkan pasangannya yang sudah lama ia cintai. Mapan, dewasa itu mungkin yang membuat bunga merasa  nyaman dengan pria baru ini namun di sisi lain bunga mencintai kekakuan, kesetiaan dari pasangannya. Hampir setiap hari bunga merasakan galau, takut jika suatu hari nanti pasangannya mengetahui hubungan yang tidak wajar ini. Bunga selalu ingin mengakhiri hubungannya dengan pria yang baru dikenalnya namun setiap bertemu bunga sangat sulit mengungkapkannya, rasa bersalah dari hari ke hari selalu bunga rasakan ketika bertemu dan jalan dengan pasangannya. Setiap menatapnya bunga selalu ingin meneteskan air mata, sampai akhirnya terjadilah hal yang paling ditakuti bunga. Malam itu bunga pulang dan diantar oleh pria yang baru dikenalnya dan ternyata pasangannya melihat bunga dengan pria lain, pria baru dan pasangan bunga pun cekcok, bunga mencoba melerai tapi sayang air mata dan suaranya tidak cukup kuat untuk mengikis karang kecemburuan dari pasangannya. Pria baru ini pun terluka dan dengan segera orang tua bunga memisahkannya, rasa penyesalan bunga mungkin tak cukup untuk membayar luka yang dirasakan kedua pria ini. Butuh waktu untuk bunga memperbaiki semua kekacauan ini, setiap hari logika dan perasaannya bertengkar namun bunga bingung apa yang harus mendamaikannya sampai suatu saat bunga sadar ternyata hanya cinta yang mampu mendamaikannya. Cinta sesaat yang dirasakan bunga saat bersama pria yang baru dikenalnya itu ternyata membekukan hangatnya cinta yang diberikan pasangannya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Deep Drawing

K3 UMUM

Kata Bijak Para Filsuf